Senyawa gandum berfermentasi
Mencengkram ambisi pemikiranku
Pena dan kertas terbuai waktu
Menari indah menggores resah
Ritme nafasku tak beraturan
Pilu dan sendu terabaikan
Kilau cahaya biaskan kelam
Yang kuteguk dalam kealpaan
Detik menatap puluhan kaca
Terperangkap dingin dini hari
Hari minggu seakan terlupakan
Dalam bisikan yang larut dalam kenikmatan
Dia lupa menyapa senja
Yang bersembunyi di balik awan hitam
Hijau semesta menyambut raga
Aku bercumbu rindu aromanya
Di tiap bara yang menyala
Di tiap bimbang yang beranjak pergi
Sejenak ambisiku membiru
Bersama alunan nada tak berirama
Bisu sesaat menemaniku
Bisu sesaat mendengarkanku
Kelam memeluk mesra mentari dingin
Kekhawatiran lelap mendayu
Tertikam cemas dalam lingkaran
Kepalsuan sejati berdiri di tanah ini
dengan segudang tata krama kebodohan
Berbudaya kolot yang membelenggu
Tajuk imaji berbasis moral absurd
Mimpi yang terbuai janji
Terikat lisan tak berkompromi
Rasa kantuk ini pergi jauh
Bersama nafsu nihil nurani
Bait perlawanan menantang hari
Waktu membusuk bersama undang-undang keparat yang berpihak satu sisi
Aku tersadar dalam ilusi
Ketika berdiri di tanah tak berpihak
Ribuan nyawa menagih janji
Dalam kepalan penuh emosi
Menantang tirani di negeri sendiri
Memberontak atas nama kebenaran yang menagih janji
Kamar Gelap #9 07 November 2017
Liquor 110 proof
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar